Setelah
Perang Dunia II, Amerika membantu perekonomian Jepang agar bangkit kembali dan
terus maju. Para ahli industri didatangkan dari Amerika untuk mengembangkan
program pelatihan manajemen.Salah satu program dalam training tersebut adalah
perbaikan dalam 4 tahap atau yang kemudian disebut sebagai: Kaizen yang berarti
perbaikan mutu secara terus-menerus.
Kaizen
atau continuous improvement adalah aktivitas perubahan yang
dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan apa yang telah dicapai
ke arah yang lebih baik. Kaizen merupakan suatu konsep dan
filsafat yang berasal dari Negara Jepang tetapi sangat diterima oleh Barat
sehingga menciptakan budaya yang berpengaruh. Budaya tersebut menggabungkan
berbagai keunggulan dan manfaat kerjasama tim dalam kaizen dengan
kekuatan individual pada masyarakat Barat. Budaya kaizen di kehidupan kita.
Kitajuga mempunyai falsafah kaizen yang seharusnya kita kembangkan
sendiri,sebagai contoh; Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, besok
lebih baik dari hari ini. Bila hari ini sama dengan kemarin adalah
merugi, bila hari ini lebih buruk dari hari kemarin adalah celaka.
Falsafah kaizen:
Tidak ada yang terbaik, yang ada adalah lebih baik. Jangan
tunda perubahan, mulailah dari diri kita, mulailah dari yang terkecil, dan
mulailah dari sekarang. Lingkungan Keizen memiliki ruang lingkup yang tidak
terbatas mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga, lingkungan
masyarakat, perusahaan, bahkan lebih besar lagi negara. Filsafat kaizen menganggap bahwa cara hidup kita
seperti kehidupan kerja atau kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga
hendaknya terfokus pada upaya perbaikan terus menerus. Perbaikan dalam kaizen
bersifat kecil dan beransur. Kebalikan dari inovasi, yang dipakai dalam
manajemen barat umumnya dan merupakan perubahaan besar-besaran melalui
terobosan teknologi, konsep manajemen, atau teknik produksi mutakhir. Kaizen
tidak bersifat dramatis dan proses kaizen diterapkan berdasarkan akal sehat dan
berbiaya rendah, menjamin kemajuan beransur yang memberikan imbalan hasil dalam
jangka panjang. Jadi kaizen merupakan pendekatan dengan risiko rendah (Handayani,
2005: 5)
William Edwards Deming menjadi nama yang memiliki
reputasi sangat tinggi di Jepang. Kontribusinya sangat signifikan dalam
kemajuan perekonomian Jepang. Dunia industri dan bisnis di Jepang berhasil
mendunia, karena ajaran Deming tentang control kualitas secara total.
Produk-produk yang dimanufaktur di Jepang menjadi lebih unggul di dalam
persaingan secara global. Akhirnya Kaisar Jepang di tahun 1960 memberikan
penghargaan kepada Deming. Di Amerika Serikat, Deming menjalankan bisnis
konsultan bagi banyak perusahaan multinasional. Kisahnya yang terkenal adalah
ketika Deming sukses mengantarkan Ford yang merugi menjadi perusahaan otomotif
yang paling menguntungkan mengalahkan GM dan Chrysler. Presiden Reagan dari AS
memberikan medali nasional kepada Deming di tahun 1987.
Tehnik-tehnik
yang diajarkan Deming membawa banyak perusahaan semakin produktif dan
berkualitas, pangsa pasar meningkat sementara biaya menurun. Perencanaan di
dalam manajemen harus mencakup strategi jangka panjang yang mengutamakan
peningkatan kualitas dan pengurangan biaya serta limbah. Kaizen telah menjadi
kunci kesuksesan kompetitif Jepang dan sudah banyak diadaptasi dalam beragam
metode aplikasi. Salah satu perusahaan yang sukses dalam menerapkan kaizen ini
adalah Toyota. Selain dalam dunia bisnis, kaizen juga dapat diaplikasikan
kepada pengembangan diri seperti yang diajarkan oleh Anthony Robbins dengan
istilah CANI (Constant And Never-ending Improvement/ perbaikan yang
berkelanjutan) serta Robert Maurer sebagai prinsip perbaikan pribadi.
Elemen
inti dari kaizen adalah kemauan untuk berubah, maju dan memprioritaskan
kualitas, selalu memberikan upaya yang konsisten, keterlibatan seluruh pegawai,
dan komunikasi. Kedisiplinan dan kerjasama tim adalah yang utama dalam meningkatkan
moral pekerja untuk menjalankan siklus mutu kaizen. Semua karyawan harus
memberikan saran demi perbaikan.
1.
Apa yang
dimaksud dengan kaizen?
2.
Bagaimana
sejarah kaizen?
3.
Konsep apa saja
yang ada dalam kaizen?
4.
Apa saja
Prinsip-prinsip kaizen?
5.
Bagaimana
penerapan kaizen di UNPAM?
- Mengetahui apa yang dimaksud dengan kaizen.
- Mengetahui bagaimana sejarah
kaizen.
- Memahami konsep-konsep didalam
kaizen.
- Mengetahui prinsip-prinsip pada
kaizen.
- Mengetahui penerapan kaizen di UNPAM.
Setelah melalui
sebuah fase sejarah spektakuler yang menciptakan nasionalisme sektarian, Jepang
merasa diri menjadi besar. Lalu, muncul ambisi untuk menguasai dunia. Jepang
mencanangkan diri sebagai penguasa Asia Timur Raya. Atas motif provokasi,
Jepang lalu menyerang Amerika. Di pagi hari, 8 Desember 1941, pesawat dan kapal
selam Jepang mengadakan serangan mengejutkan pada Amerika yang kemudian dikenal
sebagai Pertempuran Pearl Harbor.
Pemboman ini
kemudian membawa Amerika ke kancah Perang Dunia II. Amerika membalas dengan
serangan telak, berupa pemboman dua kota penyangga ekonomi Jepang: Hiroshima
dan Nagasaki. Dua kota itu hancur, dan Jepang terhenyak lalu mundur teratur.
Kaisar Hirohito yang sangat dimuliakan rakyatnya memerintahkan agar perang
dihentikan. Bala tentara Dai Nippon yang bersemboyan Asia Timur Raya akhirnya
takluk tanpa syarat kepada Sekutu dalam PD II yang menelan korban jutaan orang.
Seluruh pasukan yang masih tersisa ditarik kembali.
Namun, akhirnya
Jepang mampu bangkit lagi dari keterpurukan yang diciptakan oleh perang.
Pertanyaan yang pertama kali terlontar dari Kaisar Jepang ketika mendengar
kehancuran dua kota itu, bukanlah tentang jumlah panglima perang atau amunisi
yang tersisa. Justru adalah, “berapa guru yang masih ada?”. Jika dirunut ke
belakang, sebetulnya kebangkitan Jepang ini memang dipengaruhi satu faktor,
yaitu mereka menempatkan ilmu dan pengetahuan dalam posisi penting sejak zaman
Restorasi Meiji. Restorasi ini berkonsentrasi di bidang pendidikan, yaitu
mengubah sistem pendidikan dari tradisional menjadi modern. Programnya antara
lain wajib belajar, pengiriman mahasiswa Jepang untuk belajar ke luar negeri
(ke Perancis dan Jerman), dan meningkatkan anggaran sektor pendidikan secara
drastis. Apa yang telah dilakukan Kaisar Meiji ketika itu adalah suatu
keberanian yang nampaknya belum terpikirkan oleh para pemimpin kita saat ini.
Buktinya,
anggaran pendidikan 20 % hanya berhenti di kertas konstitusi. Kembali kepada
kebangkitan setelah pemboman Hiroshima, Jepang segera menyusun langkah
kebangkitan. Seluruh waktunya lalu kembali digunakan untuk memperkuat basis
ekonomi. Selain bertumpu pada karakter bangsa Jepang yang ulet dan tekun
bekerja, faktor sentral kebangkitan itu karena konsentrasi Jepang yang hampir
100 persen di bidang ekonomi, sehingga ia dijuluki sebagai ‘bangsa asongan’.
Untuk sementara, konflik politik Perang Dingin dan partisipasi dalam perdamaian
dunia tak pernah diikuti Jepang. Langkah ini menuntun pada bangkitnya Jepang.
Kunci utamanya ternyata adalah Jepang menerapkan prinsip Kaizen yang kemudian
menjadi acuan bagi pola manajemen modern, terutama dunia bisnis.
Kaizen
(改善)secara harafiah berasal dari kata Kai (改)
yang artinya perubahan dan Zen (善) yang artinya baik.
Kaizen dapat diartikan secara singkat yaitu perbaikan atau peningkatan. Menurut
Imai (1991:4), “kaizen berarti penyempurnaan berkesinambungan yang melibatkan
setiap orang baik manajer maupun karyawan.”
Pada
intinya kaizen adalah kesadaran bahwa manajemen harus memuaskan pelanggan dan
memenuhi kebutuhan pelanggan, jika perusahaan ingin tetap eksis, memperoleh
laba, dan berkembang. Kaizen memiliki tujuannya yaitu menyempurnakan mutu, proses,
sistem, biaya, dan penjadwalan demi kepuasan pelanggan. Metode yang digunakan
dalam Kaizen untuk mencapai hal tersebut adalah dengan pertama, mengubah cara kerja
karyawan sehingga karyawan bekerja lebih produktif, tidak terlalu melelahkan, lebih
efisien, dan aman; kedua, memperbaiki peralatan; ketiga, memperbaiki prosedur.
Ciri
kunci dari pendekatan kaizen terhadap manajemen adalah:
a. Memperhatikan proses dan bukan hasil
b. Manajemen fungsional silang
c. Menggunakan peningkatan yang terus menerus
Cane (1998:36) menyatakan, Dalam perusahaan
yang ingin menggunakan prisnip kaizen sudah menjadi tanggung jawab setiap orang
untuk telibat dalam daur peningkatan. Mereka harus diberi ilmu pengetahuan,
keahlian-keahlian dan peralatan agar sepenuhnya berpartisipasi bukan hanya
berpartisipasi dalam tim mereka sendiri, tetapi juga berpartispasi dalam tim
fungsional silang dan di seluruh organisasi sebagai satu kesatuan.
Istilah
kaizen atau Just in Time ini kerap kali digunakan sebagai salah satu strategi perbaikan
dalam manajemen kualitas dan alternatif manajemen yang selama ini didominasi
oleh negara barat dan Amerika, namun dalam perkembangannya sistem manajemen ini
mendapat perhatian para analis manajemen setelah melihat perkembangan yang
pesat ekonomi Jepang yang kerap kali merepotkan hegemoni Amerika dalam
percaturan ekonomi global. Kaizen bukan jalan pintas melainkan proses yang
berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang diinginkan. Kata
Kaizen (baca: kai-seng), secara harafiah Kai = merubah dan Zen = lebih baik. Secara
sederhana pengertian kaizen adalah usaha perbaikan berkelanjutan untuk menjadi
lebih baik dari kondisi sekarang. Ada juga orang yang menyebutnya dengan
istilah Kaizen Teian yang artinya: "Kaizen" berarti "perbaikan
terus-menerus", sementara "teian" artinya "sistem".
Jadi,
Kaizen Teian artinya adalah suatu sistem perusahaan yang komprehensif yang dilakukan
dalam rangka perbaikan terus menerus untuk mencapai kondisi yang lebih baik
dari hari ini,sehingga bisa membawa napas baru dalam setiap
perusahaan/organisasi. Sasaran utama dari Kaizen adalah menghilangkan
pemborosan-pemborosan yang tidak memberikan nilai tambah produk atau jasa dari
perspektif para konsumen. Pemborosan- pemborosan itu perlu dieliminir karena
menimbulkan biaya-biaya yang menyebabkan berkurangnya profit. Disamping itu
konsumen tidak mau menanggung biaya-biaya yang tidak perlu tersebut.
konsep kaizen meliputi beberapa hal, yakni:
1. Konsep
3 M (Muda, Mura, dan Muri) nKonsep ini dibentuk untuk mengurangi banyaknya
proses kerja, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi atau efisiensi.
a. Muda (無駄) diartikan sebagai pengurangan
pemborosan atau kesia-siaan.
b. Mura (村) diartikan sebagai pengurangan
perbedaan.
c. Muri (無理) diartikan sebagai pengurangan
ketegangan.
2. Gerakan 5 S (seiri, seiton, seiso, seiketsu
dan shitsuke)
Konsep 5 S pada dasarnya merupakan proses
perubahan sikap dengan menerapkan penataan, kebersihan, dan kedisiplinan di
tempat kerja. Konsep 5 S merupakan budaya tentang bagaimana seseorang
memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi,
bersih, tertib maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan. Dengan
kemudahan bekerja ini, empat bidang sasaran pokok industri yang meliputi:
1. Efisiensi
Kerja
2.
Produktifitas Kerja
3. Kualitas
Kerja, dan
4.
Keselamatan Kerja dapat lebih mudah dipenuhi.
Berikut ini adalah penjelasan yang lebih detil mengenai
bagian-bagian dari 5 S.
1. Konsep Seiri ( 整理
)
Seiri adalah memisahkan benda yang diperlukan dengan yang
tidak diperlukan, kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan (ringkas). Sesungguhnya,
terdapat banyak barang yang tidak diperlukan di dalam setiap pabrik. Barang
yang tidak diperlukan artinya barang tersebut tidak dibutuhkan untuk kegiatan
produksi saat ini (Hirano, 2005: 13).Untuk mengetahui barang-barang yang perlu
dibuang, barang harus dipisahkan menjadi yang diperlukan dan yang tidak
diperlukan. Hal ini disebut dengan “Seiri visual”.
2. Konsep Seiton ( 整頓
)
Konsep ini menyusun dengan rapi dan mengenali benda untuk
mempermudah penggunaan. Kata Jepang seiton ( 整頓
) secara harfiah berarti menyusun benda dengan cara yang menarik (rapi). Dalam
konteks 5 S. ini berarti mengatur barang-barang sehingga setiap orang dapat
menemukannya dengan cepat. Untuk mencapai langkah ini, pelat penunjuk digunakan
untuk menetapkan nama tiap barang dan tempat penyimpanannya (Yasuhiro,1995:
249). Seiton memungkinkan pekerja dengan mudah mengenali dan mengambil kembali
perkakas dan bahan, dan dengan mudah mengembalikannya ke lokasi di dekat tempat
penggunaan. Pelat penunjuk digunakan untuk memudahkan penempatan dan
pengambilan kembali bahan yang diperlukan.
3. Konsep Seiso ( 清掃 )
Konsep ini selalu mengutamakan kebersihan dengan menjaga
kerapihan dan kebersihan (resik). lni adalah proses pembersihan dasar dimana
suatu daerah disapu dan kemudian dipel dengan kain pel. Karena lantai, jendela,
maupun dinding harus dibersihkan, seiso setara dengan aktifitas pembersihan
berskala besar yang dilakukan setiap akhir tahun di rumah tangga Jepang.
Meskipun pembersihan besar-besaran di seluruh perusahaan dilakukan beberapa
kali dalam setahun, tiap tempat kerja perlu dibersihkan setiap hari. Aktifitas
itu cenderung mengurangi kerusakan mesin akibat tumpahan minyak, abu, dan
sampah. Contohnya, kalau ada pekerja yang mengeluh ada mesin yang rusak ini
tidak berarti mesin itu perlu penyetelan. Sebenarnya, yang diperlukan mungkin
hanya program pembersihan di tempat kerja (Yasuhiro,1995:249).
4. Konsep Seiketsu (清潔)
Seiketsu yaitu usaha yang terus menerus untuk
mempertahankan 3S tersebut diatas, yakni Seiri,Seiton), dan Seiso.
Pada prinsipnya mengusahakan agar tempat kerja yang sudah menjadi baik dapat
selalu terpelihara. Di tempat kerja yang rawat, kerawanan dan penyimpangan
dapat segera dikenali, sehingga berbagai masalah dapat dicegah sedini mungkin
(Kristianto, 1995: 47). Memelihara tempat kerja tetap bersih tanpa sampah atau
tetesan minyak adalah aktivitas Seiketsu. Antara seiso denganseiketsu
sangat berkaitan erat.
5. Konsep Shitsuke (仕付
)
Shitsuke adalah metode yang digunakan untuk memotivasi
pekerja agar terus menerus melakukan dan ikut serta dalam kegiatan perawatan
dan aktivitas perbaikan serta membuat pekerja terbiasa mentaati aturan (rajin).
Hal ini dianggap sebagai komponen yang paling sukar dari 5 S. Untuk aktivitas
ini, pekerja Jepang diharapkan melatih pengandalian diri sendiri, bukan
dikendalikan manajemen (Yasuhiro, 1995:266).
Prinsip Kaizen yang Mengandung Sepuluh Prinsip :
- Berfokus pada pelanggan, fokus
utama adalah kualitas produk yang bermuara pada kepuasan pelanggan.
- Mengadakan peningkatan secara
terus menerus; Kualitas total merupakan sine qua non untuk
keberlangsungan.
- Mengakui masalah secara
terbuka; Membangun kultur yang tidak saling menyalahkan.
- Mempromosikan keterbukaan; Ilmu
pengetahuan adalah untuk saling dibagikan & hubungan-hubungan
komunikasi yang mendukungnya merupakan sumber efisiensi yang lebih besar.
- Menciptakan tim kerja; pertama,
pengaruh antar sesama teman (dan kepemimpinan) bisa memelihara disiplin
untuk memastikan bahwa tidak ada seorangpun dibiarkan mengganggu
keseimbangan didalam tim dan keharmonisan antar tim, kedua, setiap orang
diberi semangat untuk memanfaatkan pendidikan dan pelatihan guna
memastikan bahwa kontribusi pribadi menambah nilai pada hasil hasil tim.
- Memanajemeni proyek melalui tim
fungsional silang; menggunakan sumber daya antar departemen bahkan dari
luar perusahaan.
- Memelihara proses hubungan yang
benar;Mendesain dan memastikan proses hubungan antar manusianya.
- Mengembangkan disiplin pribadi;
Melalui pendidikan, agama, dan norma norma sosial untuk menjaga keutuhan.
- Memberikan informasi pada semua
karyawan; Misi, nilai, produk, kinerja, manusia dan rencana perusahaan
dari tantangan perusahaan menjadi tantangan pribadi.
- Memberikan wewenang kepada
setiap karyawan; Melalui pelatihan dalam berbagai keahlian, dorongan
semangat, tanggung jawab pengambilan keputusan, akses pada sumber-sumber
data dan anggaran, timbal balik, rotasi pekerjaan dan penghargaan.
Dalam
menerapkan Kaizen, para pemimpin perusahaan atau organisasi di Negara Jepang
berpegang pada dua prinsip, antara lain :
1. Memerlukan proses atau cara kerja
yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan proses atau cara kerja
demikian, kita bisa bekerja lebih cekatan (bukan bekerja lebih berat). Untuk
mendapatkan proses yang baik, para pemimpin perusahaan perlu mengetahui sumber
masalah-masalah, kemudian meminta ide/gagasan/solusi dari semua karyawannya.
Bagaimanapun juga, merekalah yang menjalani pekerjaan sehari- hari/dekat dengan
pekerjaannya. Biasanya, solusi terbaik adalah solusi yang paling sederhana,
logis, dan mudah dilaksanakan.
2. Memilih gagasan-gagasan yang
sekiranya bisa atau memungkinkan untuk dilaksanakan kemudian menrapkannya dan
bersabar menunggu hasilnya. Ternyata, satu perbaikan kecil yang dilakukan dalam
perusahaan atau organisasi akan dapat menghasilkan dampak yang besar, dimana
waktu dan uang dapat dihemat. Para karyawan pun semakin bersemangat kerja,
karena mereka melihat ide-ide mereka diterima
dan dilaksanakan oleh
perusahaan.
1.
Arah Pengembangan Pendidikan dan
Pengajaran.
Misi
UNPAM memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan penelitian
dan pengabdian masyarakat, Misi tersebut dijabarkan melalui tujuan peningkatan reputasi
nasional di bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, yang mampu
memberikan konstribusi riil dalam penyelesaian problem-problem yang dihadapi
masyarakat khusunya pada peningkatan ekonomi masyarakat melalui UMKM. Arah pengembangan
kegiatan akademik dilakukan mulai dariproses peningkatan mutu
kurikulum,peningkatan mutu dosen,peningkatan mutu penyusunan SAP dan buku
ajar,peningkatan mutu kegiatan kependidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan
baik di dalam mau pun di luar kelas, secara formal mau pun informal.
a. Arah Pengembangan Kurikulum Program
Studi Untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran diperlukan ketersediaan kurikulum
yang mampu mengakomodasi tuntutan dari kalangan profesi, pengguna lulusan
maupun masyarakat umum maupun stakeholders lainnya. Hal ini mengakibatkan
adanya kebutuhan untuk menetapkan Standar Ketaatan Kurikulum yang akan menjadi
tolak ukur baik bagi pimpinan fakultas, prodi, maupun dosen yang bertanggung jawab
dalam perannya sebagai perancang, penilai, dan pembaharu atau pengembang
kurikulum.Visi,misi,tujuan dan sasaran UNPAM kemudian secara
vertikal diterjemahkan oleh
masing-masing unit dibawahnya, khususnya
unit utama yaitu fakultas dan program studi. Visi, misi, tujuan dan sasaran
tersebut menjadi rujukan pengembangan kurikulum dan pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi dengan mengkaji masukan dari stakeholders, pantauan
perkembangan permintaan pasar kerja (market signal) serta misi yang diemban
oleh UNPAM yakni memberi konstribusi nyata untukpeningkatan kesejahteraan
masyarakat.
b. Arah Pengembangan Dosen
Arah
Pengembangan dosen dilakukan dengan memperhatikan aspek relevansi dan
kualifikasi. Rekrutmen dan pengambangan Dosen harus memiliki latar belakang
pendidikan yang relevan dengan visi, misi, dan tujuan UNPAM. Tingkat
kualifikasi untuk tenaga dosen atau tenaga kependidikan lainnya juga menjadi pertimbangan
perekrutan. Untuk dosen di UNPAM minimal memiliki kualifikasi jenjang S2.
Selain itu, aspek relevansi dan kualifikasi dosen juga harus dapat menjamin
terselenggaranya proses pendidikan yang berkualitas, sehingga lulusan UNPAM
dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuannya serta dapat bermanfaat
bagi masyarakat.
c. Arah Pengembangan Kemahasiswaan
Pengembangan
kemahasiswaan UNPAM diarahkan untuk mencetak lulusan yang memiliki daya saing
dan rasa cinta tanah air yang tinggi serta memiliki kemampuan dalam
kebermanfaatan di masyarakat dan kewirausahaan.
Kegiatan
pembinaan kemahasiswaan UNPAM dilakukan berdasarkan pedoman dari Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Kegiatan pembinaan kemahasiswaan yang dilakukan
meliputi :
a. Pembinaan sikap dan
kegiatan mahasiswa.
1. Pembinaan sikap mental dan orientasi
mahasiswa. Disamping itu penalaran mahasiswa dikembangkan guna membentuk sikap
dan orientasi ilmiah, serta insan cendekiawan yang mantap dikelak kemudian
hari, yaitu dengan jalan menyelenggarakan seminar-seminar ilmiah, diskusi,
panel, riset dan sebagainya yang bertemakan masalah-masalah sosial, keagamaan
maupun masalah bidang studi baik yang dihadapi pada dewasa ini maupun yang akan
datang. Pembinaan kemahasiswaan itu juga untuk mempersiapkan sikap dan perilaku
profesionalisme yang ditekuni para mahasiswa khususnya yang dibidang yang
berhubungan dengan disiplin ilmunya. Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa
akan memiliki daya tanggap dan kepekaan serta orientasi yang cukup tinggi
terhadap masalah-masalah keilmuan, kemasyarakatan dan keagamaan maupun dalam
berbagai bidang studi yang berkembang dewasa ini.
2. Pembinaan aspek sosio budaya
ketrampilan mahasiswa. Pengembangan partisipasi mahasiswa dalam
kegiatan-kegiatan generasi muda pada umumnya amat diperlukan, baik pada
peringkat lokal, nasional, regional maupun internasional.
3. Pembinaan kelembagaan
kreatifitas mahasiswa. Kegiatan-kegiatan mahasiswa diluar
perkuliahan dan praktikum mutlak memerlukan dukungan, pembinaan dan bimbingan.
Kesemuanya itu disalurkan melalui lembaga-lembaga yang ada, seperti Badan
Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi (BEMPT), dan unit-unit aktivitas lainnya,
sehingga kegiatan- kegiatan tersebut mampu memberi arti bagi upaya pembinaan
mahasiswa secara keseluruhan.
4. Pembinaan kegiatan penunjang, berupa
pengembangan kegiatan karya inovatif produktif, pameran karya ilmiah, pameran
alat-alat peraga, pengembangan prestasi dalam kegiatan olah raga dan seni
budaya baik pada peringkat lokal maupunnasional. Hal itu dimaksudkan agar kegiatan
UNPAM lebih mendapatkan pengakuan dimata masyarakat. Disamping itu mahasiswa
UNPAM dapat mengkomunikasikan, menampilkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang
meraka peroleh selama dibangku kuliah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pembinaan Kesejahteraan Mahasiswa.
1. Meningkatkan pelayanan kebutuhan dasar
mahasiswa yang meliputi ruan kegiatan mahasiswa, pemberian beasiswa bagi
mahasiswa yang berprestasi dan sebagainya.
2. Meningkatkan pelayanan kebutuhan
pengembangan pribadi mahasiswa yang telah ditempuh lewat bimbingan dan
konseling bagi mahasiswa, unit kegiatan mahasiswa, olah raga, kesenian dan
sebagainya.
3. Mengefektifkan pembinaan sarana
penunjang kegiatan kesejahteraan dan pelayanan mahasiswa. Pengembangan kegiatan
yang bersifat keagamaan/ kerohanian seperti Unit Kerohanian Islam dan Unit
kerohanian kristen. Demikian pula kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial
seperti bakti sosial.
2.
Arah Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen
Informasi
pada suatu perusahaan, lembaga maupun organisasi itu sangat dibutuhkan oleh
anggota, pimpinan maupun umum, maka dari itu UNPAM sebagai lembaga pendidikan
menyajikan informasi. Sebelum nama UNPAM besar seperti saat sekarang, system
informasi manajemen UNPAM hanya menggunakan informasi dari mulut ke mulut dan
brosur-brosur yang disebarkan oleh tim promosi. Setelah melalui proses panjang
dengan menerapkan system kaizen, UNPAM berhasil berkembang, dan saat ini system
informasi dapat kita ketahui melalui akses dimana saja dengan internet dengan
alamat www.unpam.ac.id. Itulah perkembangan
system informasi UNPAM dengan kaizen.
kaizen adalah kesadaran bahwa manajemen harus
memuaskan pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan, jika perusahaan ingin
tetap eksis, memperoleh laba, dan berkembang. Kaizen memiliki tujuannya yaitu menyempurnakan
mutu, proses, sistem, biaya, d
konsep kaizen meliputi beberapa
hal, yakni:
Konsep 3 M (Muda, Mura, dan Muri)
nKonsep ini dibentuk untuk mengurangi banyaknya proses kerja, meningkatkan
mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi atau efisiensi.
a. Muda
(無駄) diartikan sebagai pengurangan pemborosan atau
kesia-siaan.
b. Mura
(村) diartikan sebagai pengurangan perbedaan.
c. Muri
(無理) diartikan sebagai pengurangan ketegangan.
an
penjadwalan demi kepuasan pelanggan
Prinsip Kaizen yang Mengandung Sepuluh Prinsip
- Berfokus pada pelanggan,
- Mengadakan peningkatan secara
terus menerus.
- Mengakui masalah secara
terbuka.
- Mempromosikan keterbukaan
- Menciptakan tim kerja.
- Memanajemeni proyek melalui tim
fungsional silang.
- Memelihara proses hubungan yang
benar.
- Mengembangkan disiplin pribadi.
- Memberikan informasi pada semua
karyawan.
- Memberikan wewenang kepada
setiap karyawan.